Jumat, 15 Agustus 2014

BELAJAR IMAN DARI THOMAS YANG RAGU-RAGU

  
   Saya rasa Thomas adalah orang yang terlambat berkembang. Sebagai
   seorang nelayan pedagang, dia tumbuh besar di sekitar Danau Galilea.
   Yesus tiba di Kapernaum, memanggil dia, dan dia pun mengikut-Nya.
   Selama 3 tahun, Thomas menjadi pengikut-Nya.

   Sikap Thomas yang Pesimis dan Berani

   Meskipun demikian, Thomas adalah seorang yang pesimis. Beberapa
   orang gembira ketika melihat gelas yang berisi setengah, tetapi
   Thomas melihat gelas itu setengah kosong. Thomas penuh dengan
   keberanian, tetapi kadang memiliki kesalahan yang fatal. Dulu,
   ketika Yesus dan para murid-Nya mendengar kabar kematian teman
   mereka, Lazarus, di dekat Yerusalem -- daerah yang merupakan pusat
   daerah yang menentang Yesus -- Thomas segera berkomentar, "Ya, ayo
   pergi ke sana sehingga kita bisa mati bersama dia." Perkataannya
   hampir seperti nubuatan.

   Tak lama setelah itu, dunianya seperti runtuh. Thomas melihat
   Gurunya ditangkap di taman Getsemani dan dia lari menyelamatkan
   diri. Pada hari Jumat siang, dia melihat dari kejauhan ketika
   orang-orang memaku Temannya pada sebuah salib di Bukit Golgota,
   tempat yang digunakan oleh orang-orang Roma untuk membunuh. Ketika
   hidup Yesus berakhir, berakhir pulalah harapan Thomas.

   Keterkejutan dan Tidak Percaya

   Pada hari Sabtu, dia masih terguncang. Pada hari Minggu, dia merasa
   sangat kecewa sehingga dia tidak berkumpul bersama para murid
   lainnya untuk makan malam. Thomas bingung, terluka, merasa sedih,
   dan mencaci. Senin pagi, para murid pergi mengunjungi Thomas dan
   menceritakan kepadanya apa yang terjadi ketika dia tidak
   bersama-sama dengan mereka.

   "Thomas, kami sedang berada di ruang atas di mana kita biasa
   mengadakan pertemuan. Kami mengunci pintu demi keamanan. Tapi
   tiba-tiba, Yesus menampakkan diri. 'Salam, damai sejahtera,'
   kata-Nya. Kemudian Dia memperlihatkan tangan-Nya kepada kami. Di
   tangan itu terlihat lubang bergerigi bekas paku. Dia membuka
   jubahnya dan menunjukkan kepada kami di mana bekas tombak menembus
   di dada-Nya. Tetapi Dia tidak lemah atau sakit bahkan meninggal. Dia
   hidup, bangkit dari kematian!"

   Takut Menjadi Percaya

   "Aku tidak memercayainya," bentak Thomas. "Aku tidak percaya semua
   perkataan itu. Kalian melihat apa yang kalian ingin lihat. Yesus
   sudah meninggal. Aku melihat Dia meninggal, dan sebagian dari diriku
   meninggal bersama dengan Dia. Dia sudah meninggal, semakin cepat
   kalian menerima kenyataan ini, kalian akan semakin baik. Terimalah!"

   Petrus membela diri, "Thomas, aku beri tahu kamu, aku melihat Dia
   sendiri, dan Dia benar-benar nyata seperti kamu!"

   Thomas tetap dingin, dengan suara yang dingin seperti es, ia
   berkata, "Sebelum aku melihat lubang paku di tangan-Nya dan
   meletakkan tanganku ke dalamnya, aku tidak akan percaya."

   Tetapi kemarahan Thomas segera mereda, dan pada Minggu sore dia
   makan bersama para murid lainnya di sebuah ruang yang sama yang
   dikunci rapat. Tiba-tiba, Yesus sekali lagi berdiri di antara mereka
   dan berkata, "Salam, damai sejahtera bagimu."

   Darah serasa mengalir dari wajah Thomas. Yesus mendekati dia dan
   segera berkata, tanpa menunjukkan benci atau sindiran, "Letakkan
   jarimu di sini, lihatlah tangan-Ku." Yesus menunjukkan tangan-Nya
   yang terluka supaya Thomas bisa melihatnya. Thomas melompat. Bukan
   karena takut, sungguh, tapi karena ketakjuban dan reaksi perubahan
   perasaannya yang mendadak dan bercampur menjadi satu.

   Yesus kemudian membuka bagian luar pakaian-Nya dan berkata,
   "Sentuhkanlah tanganmu dan masukkan ke lambung-Ku. Berhentilah untuk
   meragukannya dan percayalah."

   Tuhanku dan Allahku

   Saat itu juga, Thomas menangis hingga tersedu-sedu. Yesus mendekat
   dan meletakkan tangan-Nya ke bahu Thomas. Kemudian Thomas bersujud
   di kedua lututnya dan berkata dengan hormat, "Tuhanku dan Allahku!"

Thomas, "Thomas yang ragu-ragu", demikian dia biasa disebut, adalah murid pertama yang menyebutkan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. "Thomas yang ragu-ragu" memberikan pengakuan yang terbesar yang dicatat di mana pun di dalam Alkitab.

Yesus menjawab, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Pengkhotbah dari Timur

Apa yang terjadi dengannya? Thomas yang ragu-ragu tidak selamanya   menjadi orang yang ragu-ragu. Ketika dia melihat Yesus yang telah bangkit, semua yang telah Yesus ajarkan selama bertahun-tahun sekarang menjadi genap, dan melalui kematian-Nya, Thomas menjadi pembawa kabar yang setia atas Tuhan-Nya.

Cerita gereja mengatakan bahwa dia berkhotbah di Babilonia kuno, dekat sungai Efrat dan Tigris, yang sekarang menjadi Irak. Dia melakukan perjalanan ke Persia, yang saat ini menjadi Iran, dan terus memenangkan para murid ke dalam iman Kristen.

Pada tahun 52 SM, dia berlayar ke selatan menuju Malabar di sebelah barat pantai India. Dia mengajar, mendirikan gereja-gereja, dan memenangkan jiwa-jiwa dari kasta yang utama, Brahmana, dan kasta-kasta lainnya bagi Kristus. Ketika Portugis mendarat di India pada awal tahun 1600, mereka menemukan kelompok orang Kristen di sana -- Gereja Mar Thoma didirikan setelah Thomas berkhotbah pada 1500 tahun sebelumnya.

Akhirnya, Thomas mengadakan perjalanan ke sebelah timur pantai India, mengajar dengan tak henti-hentinya. Sekitar tahun 72 SM, dia dibunuh di dekat Mylapore, di daerah yang sekarang disebut Madras.
Menurut cerita, dia dibuang ke dalam sebuah lubang, kemudian ditusuk dengan sebuah tombak oleh seorang Brahmana.

Dia, yang dengan kuat menyatakan ketidakpercayaannya, menyampaikan pesan kekristenan tentang kasih dan pengampunan hingga ke ujung dunia pada masa hidupnya.

Si Ragu-Ragu yang Berbicara Saat Ini

Thomas berbicara kepada orang-orang yang saat ini ragu-ragu, mereka yang ada di antara kita yang telah melihat harapan-harapan dan mimpi-mimpi kita dihancurkan. Thomas si ragu-ragu akan menceritakan kisahnya tentang bagaimana hidup Yesus telah merasuk ke dalam hidupnya sendiri. Dia akan menceritakan kepada kita tentang ketakutan-ketakutan dan keragu-raguannya. Dan kemudian, dengan wajah yang berseri-seri, penuh sukacita, Santo Thomas, rasul yang mengadakan perjalanan ke India, akan menceritakan tentang sukacitanya saat melihat dan mengetahui sendiri kebangkitan Yesus.
Dia akan berkata: "Tuhanku dan Allahku! Tuhanku dan Allahku!"