Jumat, 03 Juli 2015

ΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Β΄ 3; 2 Timothy 3, Evil in the Last Days

2 Timotius 3:1-9; 2 Timothy 3:1-9


2 Timotius 3:10-17; 2 Timothy 3:10-17


ΠΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Β΄ 2; 2 Timothy 2 Grace and Perseverance

2 Timotius 2:1-13; 1 Timothy 2:1-13



2 Timotius 2:14-26; 1 Timothy 2:14-26



Mazmur 23:1-6, Tuhan adalah Gembalaku (The LORD is my shepherd)

Mazmur 23:1-6

Psalm 23;1-6

ΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Α΄ 5 ; 1 Timothy 5, Honoring Widows

1 Timotius 5:1-16; 1 Timothy 5:1-16



1 Timotius 5:17-20; 1 Timothy 5:17-20

1 Timotius 5:21-25; 1 Timothy 5:21-25

ΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Α΄ 4 ; 1 Timothy 4 Warnings against False Teachers

1 Timotius 4:1-5; 1/Timothy 4:1-5

1 Timotius 4:6-16; 1/Timothy 4:6-16


ΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Α΄ 3 ; 1 Timothy 3 Qualifications for Overseers

1 Timotius 3:1-7; 1 Timothy 3:1-7

1 Timotius 3:8-13; 1 Timothy 3:8-13

1 Timotius 3:14-16; 1 Timothy 3:14-16

ΠΡΟΣ ΤΙΜΟΘΕΟΝ Α΄ 2; 1 Timothy 2, A Call to Prayer

1 Timotius 2:1-8; 1 Timothy 2:1-8


1 Timotius 2:9-15; 1 Timothy 2:9-15

HATI DAN UCAPAN, Matius 12:23-27


Matius 12:23-27
34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

A Tree Known by Its Fruit
34 Brood of vipers! How can you, being evil, speak good things? For out of the abundance of the heart the mouth speaks.
35 A good man out of the good treasure of his heart brings forth good things, and an evil man out of the evil treasure brings forth evil things.
36 But I say to you that for every idle word men may speak, they will give account of it in the day of judgment.
37 For by your words you will be justified, and by your words you will be condemned."

Dua Hukum Perkataan :

1.     Keadaan hati manusia dapat dilihat melalui kata-kata yang ia ucapkan.
Tak ada hal lain yang lebih jelas dalam menyingkapkan sesuatu kecuali kata-kata. Untuk meyingkapkan tentang siapa diri kita yang sesungguhnya yaitu dengan apa yang kita katakan.
Untuk mengetahui seseorang lihat dan dengar dari kata-katanya :
-      Apakah ia memiliki pikiran kotor atau bersih.
-      Apakah pikirannya jahat atau baik.
-      Apakah Pengkhotbah, mengajar atau memberi kuliah pikirannya jernih atau keruh.

Kita selalu menyingkapkan siapa diri kita yang sesungguhnya dengan apa yang kita katakan.

2.    Orang harus bertanggung jawab atas ucapannya yang sia-sia
a.    Berarti kata-kata yang diucapkan oleh seserang tanpa berpikir,  dan tidak lagi mengindahkan norma umum, itu menunjukan orang seperti apakah dia.
Orang dapat menutupi atau merahasiakan siapa dirinya.:
-      Kasar dan cabul.
Didepan umum dia bisa menjaga perkataannya, bahkan hati-hati memilih kata, baik dan angun tetapi kalau perkataan dengan orang-orang dekatnya/ pribadi ia kasar dan cabul dan perkatan apa saja dapat keluar dari bibirnya.
-      Marah.
Seseorang yang marah akan mengatakan apa yang sebenarnya ia pikirkan dan sering ingin dikatakan. Banyak orang yang baik dan sopan dimuka umum namum ketika ada dirumahnya sendiri, ia menjadi contoh yang menyebalkan karena sering menyakitkan, kasar, tidak mengendalikan diri, mengkritik, bersungu-sungut.
Karena tidak ada orang lain yang mendengar dan melihatnya.
Jadi untuk megetahui siapakah diri kita adalah kata-kata yang kita ucapkan ketika kita tidak berjaga-jaga.    

b.    Kata-kata yang tidak tepat dan benar bisa menimbulkan bencana besar.
Ketika sedang marah orang sering mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya ketika ia menguasai diri, mungkin setelah itu ia berkata tidak bermaksud berkata begitu.
Tetapi itu tidak membebaskannya dari tanggung jawab karena sudah terlanjur mengatakannya.
Kenyataannya kata-katanya telah menyebabkan luka yang tidak dapat disembuhkan dan membangun tembok yang tak dapat disingkirkan.
Begitulah perkataan kasar yang terlontar dapat tertanam dan sulit dilupakan.

Kiranya kita menguji diri sendiri dan perkataan kita sehingga dapat menemukan keadaan hati yang sesungguhnya dan ingatlah Allah menghakimi bukan oleh kata-kata yang diucapkan dengan hati-hati dan sengaja, melainkan oleh kata-kata yang diucapkan dengan hati yang sebenarnya yang muncul kepermukaan.

Bekasi, 03 Juli 2015

karyadim642/blogspot.com